Teruskan Saja Perjalanan
Beberapa hari ini, mungkin emosi saya sedang tidak dalam kondisi baik. Beberapa kali saya meluapkan segala kegetiran.
Hari-hari yang saya lewati begitu teramat sendu ataupun bingung. Apalagi yang bakal saya lakukan. Berulang kali saya memanipulasi pikiran bahwa sedang tidak terjadi apa-apa. Tapi seringkali setiap saya sendiri, pikiran itu datang lagi.
Sebagai seorang yang teramat over thinking , mencoba untuk terus berjalan itu memang bukan perkara mudah. Saya mencoba menggali lagi apa sebab yang menjadi persoalan kali ini. Saya pun tak tahu. Saya berujar, barangkali ini bentuk teguran Tuhan dalam hal dosa yang telah saya perbuat. Atau barangkali Tuhan sedang menyelamatkan saya dari sesuatu hal yang tak baik. Atau barangkali memang rezeki saya tidak disana lagi. Saya mencoba mengambil bagian positif yang tersisa. Dan cukup membantu.
Hari-hari yang saya lewati begitu teramat sendu ataupun bingung. Apalagi yang bakal saya lakukan. Berulang kali saya memanipulasi pikiran bahwa sedang tidak terjadi apa-apa. Tapi seringkali setiap saya sendiri, pikiran itu datang lagi.
Sebagai seorang yang teramat over thinking , mencoba untuk terus berjalan itu memang bukan perkara mudah. Saya mencoba menggali lagi apa sebab yang menjadi persoalan kali ini. Saya pun tak tahu. Saya berujar, barangkali ini bentuk teguran Tuhan dalam hal dosa yang telah saya perbuat. Atau barangkali Tuhan sedang menyelamatkan saya dari sesuatu hal yang tak baik. Atau barangkali memang rezeki saya tidak disana lagi. Saya mencoba mengambil bagian positif yang tersisa. Dan cukup membantu.
When Im Feeling so sad
“Dont tell people your dreams, but show them”
Tidak ada yang tahu bagaimana sebuah perasaan bisa berubah
menjadi tetiba sedih. Entah kenapa saya harus menulis ini agar hati saya
sedikit lega. Saya pikir, ada beberapa orang yang amat saya sayangi, saya
cintai, yang ingin sekali saya perjuangkan kebahagiaannya-- Kedua orangtua saya--Yang
membuat saya melankolis hari ini.
Tadi siang adik perempuan saya chat via facebook messenger
bilang ke saya, kalo ibu sedih ngelihat anak-anak tetangga pulang menyambut
lebaran idul adha dirumah, tetapi saya tidak. Saya jelaskan ada beberapa alasan
kenapa saya tidak pulang.
Nafsu Syahwat Aktivis Facebook
Nafsu Syahwat Aktivis Facebook
Belakangan ini, yang ramai di omongi adalah Archandra-- Menteri tersingkat dalam sejarah Indonesia (kalo salah mohon diluruskan). Berbagai macam spekulasi mencuat ke permukaan. ada yang bilang doi ini antek amerika, ada juga yang bilang om Jokowi terlalu buru-buru mengungkapkan perasaan untuk mengangkat om chan (biar lebih akrab aja) jadi menteri. Mungkin, om Joko kadung kesensem kali yah. Wajar sih, orang kalo udah suka itu emang gitu, suka buru-buru.
Omong-omong tentang om chan, tentu para aktivis Facebook gak ketinggalan untuk menyuarakan pendapat-pendapatnya yang amat penting ini. Ada yang membela, ada pula yang membully. bukan om chan yang dibully, tapi om Joko sih. Biasalah, om joko kan selalu salah. itu udah takdir dari sananya. abis siapa yang suruh nembak duluan. apaansih -_-
Portal media Daring banjir share. Para aktivis ini, dengan hasrat birahi yang amat membuncah, pingin lansung share. Apalagi judul-judul dari medianya yang Hot banget. seolah ingin menelanjangi lansung judul-judul itu tanpa menikmati dulu isi beritanya. eiit, gak berita ding, opini lebih tepatnya.
Sekarang, Indonesia memang termasuk pencetak aktivis-aktivis Facebook terbesar se antero jagad raya. Tak heran, profesi ini menduduki posisi nomor satu yang paling diminati. Tak perlu disiplin ilmu yang kuat, asal punya kuota internet yang maknyus dan sedikit mikir (karena mikir yang berlebihan itu mubazir) jadilah sebagai aktivis facebook. Gampang kan?
Dulu, pembahasan tentang permasalahan negeri hanya mampu dinikmati oleh om-om yang ngopi seharian di warkop --Warung Kopi-- . Disinilah intelektualitas itu dipandang sama. Semua orang boleh memberikan pendapatnya, meskipun kadang ia tak paham dengan permasalahan yang sebenarnnya. dan biasanya, obrolan hanya akan terasa hangat di Warkop saja. pulang dari sana, yah lupa.
Sekarang, Zaman telah berbeda, Warkop tak lagi menjadi satu-satunya tempat membahas permsalahan yang sangat penting untuk dibahas . Sudah ada media alternatif, yakni Facebook.
Seperti obrolan Warkop, setiap permasalahan hanya panas di meja. selagi masih duduk di meja yang sama, permasalahan itu akan terus dibahas. tapi akan selesai setelah pulang. begitu juga besoknya. peralihan topik yang kemarin hangat dibahas, bisa menjadi basi tertimpa isu baru. Memang tak ada yang abadi pada obrolan Warung Kopi.
Saya mengibaratkan ini bukan berarti saya merendahkan para peminum kopi di warkop. sama sekali tidak. saya hanya mencoba mencocokan keadaan serta tipikal yang hampir sama dengan di Facebook.
Banyak topik yang terus bergulir dan ada pula topik yang tenggelam. Sama dengan kasus om Chan, sekarang telah berganti dengan isu kenaikan harga rokok. begitu cepat, kan? perpindahannya hampir tak terasa.
Semacam nafsu syahwat yang datang tiba-tiba dan ingin segera di lepasi. begitulah saya umpamakan sekarang ini. lalu setelah puas. lupa. begitu alurnya permasalahan yang dibahas di Facebook ini.
Sekali lagi saya tidak merendahkan orang-orang yang nyinyir terhadap isu apapun di Facebook . saya malah senang, sebab, Timeline jadi lebih berwarna, Scrool status, ada yang bahas tentang politik. scrool ke bawah, ada yang bahas agama. lalu, scrool lagi, ada yang bahas cinta-cintaan. terus scrool ke bawah, ada yang bahas wisuda. WISUDA? anyiing ini status saya yang kemarin.
warm regard,
B.E Lesmana
B.E Lesmana
Balada Sebungkus Rokok
saat harga rokok benar-benar naik jadi 50 ribu. mungkin disitulah, anak-anak kost akan kehilangan 'kebutuhan primer' yang akan menajdi kebutuhan tersier. dan saat itulah hubungan pertemanan tak bisa lagi dipatok dari ukuran rokok. biasanya, ketika kumpul, rokok sebungkus bisa dilempar saja ke meja obrolan. menikmati bareng-bareng. jadi gak akan ada isitilah;
"wah rokok masuk kantong sekarang yabro"
"wah rokok masuk kantong sekarang yabro"
dan yang pasti, ketika teman meminta rokok lebih dari satu batang tentu kening akan berkerut. beda dengan harga yang masih 20 ribu. atau makin banyak gelombang anak kost yang berniat berhenti merokok (lebih tepatnya berhenti beli rokok sendiri) tapi masih minta ke teman yang lain.
Rokok. wacana yang disetujui oleh Akom (ketua DPR) seperti di kutip dari sumber media daring, ia katakan, kenaikan harga rokok akan mampu menghambat laju perokok di Indonesia, juga, akan menambah Devisa bagi negara karena harga cukai yang naik.
Halo om Akom. sehat?
di negeri ini, barang-barang yang semakin di tekan keberadaannya akan menimbulkan bentuk penyalahan kegunaan. Akan banyak calo bertebaran dimana-mana. pengoplos rokok. atau nanti ada rokok palsu. jangankan rokok, beras aja ada yang palsunya. ini contoh barang yang semakin mahal keberadaannya akan berdampak pada penyalahgunaan kepentingan.
di negeri ini, barang-barang yang semakin di tekan keberadaannya akan menimbulkan bentuk penyalahan kegunaan. Akan banyak calo bertebaran dimana-mana. pengoplos rokok. atau nanti ada rokok palsu. jangankan rokok, beras aja ada yang palsunya. ini contoh barang yang semakin mahal keberadaannya akan berdampak pada penyalahgunaan kepentingan.
Bisa ambil contoh, minuman keras. sekarang tak lagi di jual bebas dan tentunya haganya juga naik. lihat, berapa banyak pedagang yang tetiba menjadi peracik minuman dadakan yang tiba-tiba jadi pengoplos minuman. untung harga tuak gak naik, bisa gawat tulang-tulang yang kemarin menyanyikan lagu minang yang videonya sempat viral . "mau minum apalagi kita, lae?"
Saya membayangkan jikalau harga rokok naik, tentu tak ada lagi penjual rokok ketengan. kalau logikanya harga sampoerna sekarang 1500, dengan harga sebungkus 20 ribu. mau dijual berapa harga satu batang rokok jika dijual 50 ribu sebungkus? 5 ribu? ataupun jikalau ada penjual rokok ketengan yang menjual rokok ilegal, sangat rawan kena sweeping pastinya.
Negeri ini, semakin mahal, semakin diperketat, semakin dilarang, semakin menimbulkan penyelewengan.
Om akom.
menaikan harga rokok, bukanlah cara yang bijak untuk menghambat laju tumbuhnya para perokok. seberapapun pasti akan dibeli. tapi, bedanya, sekarang rokok hanya mampu dinikmati oleh kaum-kaum borjuis. lalu bagaimana nasib kaum-kaum proletar?
menaikan harga rokok, bukanlah cara yang bijak untuk menghambat laju tumbuhnya para perokok. seberapapun pasti akan dibeli. tapi, bedanya, sekarang rokok hanya mampu dinikmati oleh kaum-kaum borjuis. lalu bagaimana nasib kaum-kaum proletar?
Om, kenapa saya bilang menaikan harga rokok bukanlah cara yang bijak? kita ambil contoh harga secangkir kopi. om lihat kan bagaimana anak-anak muda indonesia, begitu bangga mampu membeli kopi di starbuck yang harganya naujubilah itu. mereka sanggup lho om. dibanding dengan harga di warkop-warkop yang hanya dijual paling mahal itu cuman 6 ribu rupiah.
Anak muda indonesia (ini bukan semuanya) banyak yang pengen terlihat berkehidupan mewah meskipun secara finansial mereka jelas tidak berkecukupan. masih minta ke orang tua. (saya juga masih om, kadang-kadang).
Lalu bagaimana cara menghambat lajunya pertumbuhan perokok di indonesia? saya punya cara yang sedikit lebih berlawanan dengan wacana om dan rekan-rekan.
Murahkan harga rokok semurah-murahnya.
Loh kok begitu?
ya. harga yang dijual semurah-murahnya akan membuat perusahan-perusahan industri rokok akan collapse. gimana gak bangkrut jika biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual. ini hanya berlaku jika Negara memang punya tujuan untuk menghambat lajunya pertumbuhan perokok. beda kasus, jika negara punya standar ganda seperti yang om katakan kepada wartawan. "Harga rokok mahal akan menghambat lajunya pertumbuhan perokok, dan juga negara akan mendapatkan devisa yang tinggi dari cukai"
Logika darimana, yang satunya berharap rokok gak 'dibeli' yang satu lagi pengen devisa negara naik. logika darimana om?
Itu bukan kebijakan yang bijak. menguntungkan perusahan, iya.
Itu bukan kebijakan yang bijak. menguntungkan perusahan, iya.
Om, dinegeri ini, barang murah itu bukan suatu kebanggaan. negeri ini mencintai harga barang yang mahal. jika rokok dijual mahal, tentu dengan sangat bangganya saya akan memamerkan rokok itu ditengah perkumpulan saya. gimana gak bangga, rokok mahal aja masihs anggup saya beli. dan yang pastinya, fenomena foto kopi starbuck akan kalah dengan selfie candid dengan bungkusan rokok. negeri ini memang gitu om. gak pamer itu rasanya gak afdol.
sekian dari saya om. maaf agak kepanjangan ni. peluk cium saya ke mbak-mba SPG rokok ya om. cantik-cantik soalnya :)

B.E Lesmana
Illustrator
Kartunis partikelir yang sedang belajar jadi orang bumi. Suka humor dan tidak mau terlalu serius. sering bercerita tentang Gambar, Sastra, dan sekepal perjuangan
Popular Posts
-
58 widget menarik untuk mempercantik blog
-
Potret Anak Jalanan
-
Bagaimana rasanya menjadi mahasiswa drop out?
-
Sebuah Arti tentang Kehadiran
-
Tentang Impian, Tentang Proposal Hidup
-
Ini tak lagi rumahku
-
Tangismu, Tangismu, dan Tangisnya
-
Sepenggal surat untukmu disurga
-
Atuk Tenggen
-
Teruskan Saja Perjalanan














