Sebuah Arti tentang Kehadiran
“Seseorang kadang kehadirannya sangat dirasakan ketika sesuatu hal telah berlalu dan hanya menyisakan kenangan.”Saya menyadari ini dan selalu kadang saya menyesal dengan apa-apa yang telah saya lakukan di masa lalu. Tapi bukan berarti menginginkan masa lalu itu kembali. Saya hanya hanya belajar dari apa-apa yang telah saya lewatkan selama ini. Bagaimana diri saya sendiri abai dengan bentuk baik orang, bentuk kehadiran.
Saya ingat berbagai laku konyol saya, yang terlalu ambisi, terlalu ego semua inginnya harus dipenuhi dan
ingin selalu ingin dimengerti tentang kesibukan yang saya lakoni. Hingga suatu
hari, saya menemui buah dari sikap abai ini. Saya menemukan orang terdekat saya
nyaman bercerita dengan orang lain. Waktu itu, mungkin saya sangat emosi
sekali. Tapi ketika saya berkaca kembali, memang sewajarnya ia melakukan itu.
Saya memang bukan teman yang selalu ada untuknya. Bukan orang yang bisa
mengerti dengan segala ketidakinginannya.
Dari sana, saya belajar satu hal, jangan biarkan sampah
memenuhi pikiran, baik itu atas laku terhadap diri dan pasangan. Sebaik-baiknya
menyelesaikan masalah yah dengan bercerita dengan pasangan. Laku ini yang hari
ini saya coba lakukan.
Saya harus selalu ada. Sebab, sesuatu hal kadang tidak ternilai untuk ditukar dengan sekedar uang yang saya dapati, pekerjaan yang saya lakoni, ataupun kesibukan apapun itu. Itu mungkin beberapa hal yang bergeser dari diri saya sekarang. Tapi saya hanya tidak mau laku di masa lalu kembali harus saya temui di masa sekarang.
Saya harus selalu ada. Sebab, sesuatu hal kadang tidak ternilai untuk ditukar dengan sekedar uang yang saya dapati, pekerjaan yang saya lakoni, ataupun kesibukan apapun itu. Itu mungkin beberapa hal yang bergeser dari diri saya sekarang. Tapi saya hanya tidak mau laku di masa lalu kembali harus saya temui di masa sekarang.
Saya berjuang melawan semua keegoan saya. Memaknai tentang makna kehadiran ini yang dulu selalu gagal saya maknai. Seberapa egoisnya saya yang hanya ingin dimengerti dan keinginannya di penuhi. Saya yang gagal menerima setiap yang datang. Hingga saya sempat dalam sebuah posisi tidak ingin berkomitmen dengan orang hanya karena saya takut tidak bisa selalu ada dan malah membuatnya merasa terbiasa dengan sikap abai.
Berlalunya waktu, saya menyadari memang tidak semua keinginan harus di penuhi. Dan tidak semua juga minta dimengerti harus di mengerti. Membiasakan diri untuk berlaku dewasa. Apalagi mengalahkan ego demi seseorang, demi sebuah tujuan bersama yang sama-sama menyenangkan.
Hal ini yang membuat saya harus belajar lagi menghargai kehadiran seseorang dalam hidup saya. Hidup berdua tidak lagi soal siapa yang harus di ikuti, tapi mewadahi dua pikiran dua orang yang berbeda. bukankah keseimbangan itu dua hal yang berbeda?
Mengalahkan ego memang bukan perkara yang gampang. Tapi hadir seseorang jauh lebih penting dari sekedar memberi makan ego sendiri.Saya hanya tidak ingin menyia-nyiakan orang baik yang selama ini membantu saya berdiri, meyakinkan saya tentang impian-impian saya pasti bisa terwujud. Saya tidak ingin menyia-nyiakan kehadirannya.
Seseorang memang datang hanya sekali dalam kehidupan kita, maka saya bertekad untuk berbuat sebaik-baiknya usaha.
Berlalunya waktu, saya menyadari memang tidak semua keinginan harus di penuhi. Dan tidak semua juga minta dimengerti harus di mengerti. Membiasakan diri untuk berlaku dewasa. Apalagi mengalahkan ego demi seseorang, demi sebuah tujuan bersama yang sama-sama menyenangkan.
Hal ini yang membuat saya harus belajar lagi menghargai kehadiran seseorang dalam hidup saya. Hidup berdua tidak lagi soal siapa yang harus di ikuti, tapi mewadahi dua pikiran dua orang yang berbeda. bukankah keseimbangan itu dua hal yang berbeda?
Mengalahkan ego memang bukan perkara yang gampang. Tapi hadir seseorang jauh lebih penting dari sekedar memberi makan ego sendiri.Saya hanya tidak ingin menyia-nyiakan orang baik yang selama ini membantu saya berdiri, meyakinkan saya tentang impian-impian saya pasti bisa terwujud. Saya tidak ingin menyia-nyiakan kehadirannya.
Seseorang memang datang hanya sekali dalam kehidupan kita, maka saya bertekad untuk berbuat sebaik-baiknya usaha.










0 komentar:
Posting Komentar