When Im Feeling so sad
“Dont tell people your dreams, but show them”
Tidak ada yang tahu bagaimana sebuah perasaan bisa berubah
menjadi tetiba sedih. Entah kenapa saya harus menulis ini agar hati saya
sedikit lega. Saya pikir, ada beberapa orang yang amat saya sayangi, saya
cintai, yang ingin sekali saya perjuangkan kebahagiaannya-- Kedua orangtua saya--Yang
membuat saya melankolis hari ini.
Tadi siang adik perempuan saya chat via facebook messenger
bilang ke saya, kalo ibu sedih ngelihat anak-anak tetangga pulang menyambut
lebaran idul adha dirumah, tetapi saya tidak. Saya jelaskan ada beberapa alasan
kenapa saya tidak pulang.
Memang ini lebaran kedua kali saya tidak pulang kerumah. Kemarin
saya sempat mengabari bahwa saya tidak bisa pulang berhubung kerjaan saya
dipepet deadline itu di hari senin. Selain itu, uang saya yang pas-pasan tidak
mungkin saya paksakan untuk pulang ke baserah menggunakan travel. Saya tidak
tega saja harus membebani kembali uang buat ongkos pulang-pergi yang cuman
libur satu hari itu kepada orangtua.
Dengan uang segitu, bisa biayain hidup saya selama lima
hari. Ini bukan perkara uang. Kalau saya minta pasti dikasih.
Yang paling buat saya sedih, ada yang bilang sama papa kalau
saya tidak berani pulang karena saya gak sarjana-sarjana. Sumpah ini tidak ada
hubungannya. Sarjana atau belum, orangtua saya tidak pernah marah kepada saya.
Ada juga yang bilang ke ibu, “si eko itu orangnya pemimpi,
pengkhayal”. Benar. Memang benar sekali. Saya orangnya pemimpi, pengkhayal. Itu
tidak salah sama sekali. Saya meyakini, saya hari ini berkat impian dan doa
orangtua yang tuhan kabulkan.
Tanpa mimpi, saya tidak punya tujuan apa yang saya
cita-citakan.
Kemarin, saya sempat bilang ke ibu, saya akan mengusahakan
untuk mengumrahkan ibu dan papa pada bulan januari . semoga Allah beri saya
kekuatan untuk mewujudkan itu semua. Saya percaya, itu hal mustahil melihat
kondisi keuangan saya hari ini.
Tapi bukankah yang maha memberi jalan, yang maha memberi
rezeki itu adalah Tuhan saya? Allah SWT? Kenapa harus saya takut untuk
bermimpi?
Saya selalu percaya dengan ketidakmampuan yang membawa saya ke
jalan yang tidak pernah terpikirkan oleh saya. Saya berhasil melewati beberapa
rintangan kehidupan. Itu tandanya saya tidak sendiri. Tuhan selalu berada di
sisi saya.
Saya yakin, hati orangtua mana yang tidak sedih ketika dalam
hal seperti ini, saya tidak dapat berkumpul dengan mereka. Atau kata
orang-orang mengenai saya. Ataubahkan kata teman-teman yang bilang, saya lebih
mentingin pekerjaan daripada keluarga. Mungkin mereka tidak pernah berada di
posisi saya saja. Banyak pertimbangan yang harus saya pikirkan untuk hal yang
seperti itu.
Terlepas dari itu semua, saya meyakini, apapun keputusan
yang saya ambil sekarang adalah impian yang ingin saya tuju. Terserah orang
berkata saya pemimpi, atau seperti apa. Yang saya perjuangkan adalah
kebahagiaan orang-orang yang menyenangkan saya.










0 komentar:
Posting Komentar