When Im Feeling so sad

03.30 B.E Lesmana 0 Comments





“Dont tell people your dreams, but show them”




Tidak ada yang tahu bagaimana sebuah perasaan bisa berubah menjadi tetiba sedih. Entah kenapa saya harus menulis ini agar hati saya sedikit lega. Saya pikir, ada beberapa orang yang amat saya sayangi, saya cintai, yang ingin sekali saya perjuangkan kebahagiaannya-- Kedua orangtua saya--Yang membuat saya melankolis hari ini.

Tadi siang adik perempuan saya chat via facebook messenger bilang ke saya, kalo ibu sedih ngelihat anak-anak tetangga pulang menyambut lebaran idul adha dirumah, tetapi saya tidak. Saya jelaskan ada beberapa alasan kenapa saya tidak pulang.

Memang ini lebaran kedua kali saya tidak pulang kerumah. Kemarin saya sempat mengabari bahwa saya tidak bisa pulang berhubung kerjaan saya dipepet deadline itu di hari senin. Selain itu, uang saya yang pas-pasan tidak mungkin saya paksakan untuk pulang ke baserah menggunakan travel. Saya tidak tega saja harus membebani kembali uang buat ongkos pulang-pergi yang cuman libur satu hari itu kepada orangtua.
Dengan uang segitu, bisa biayain hidup saya selama lima hari. Ini bukan perkara uang. Kalau saya minta pasti dikasih.

Yang paling buat saya sedih, ada yang bilang sama papa kalau saya tidak berani pulang karena saya gak sarjana-sarjana. Sumpah ini tidak ada hubungannya. Sarjana atau belum, orangtua saya tidak pernah marah kepada saya.

Ada juga yang bilang ke ibu, “si eko itu orangnya pemimpi, pengkhayal”. Benar. Memang benar sekali. Saya orangnya pemimpi, pengkhayal. Itu tidak salah sama sekali. Saya meyakini, saya hari ini berkat impian dan doa orangtua yang tuhan kabulkan.

Tanpa mimpi, saya tidak punya tujuan apa yang saya cita-citakan.

Kemarin, saya sempat bilang ke ibu, saya akan mengusahakan untuk mengumrahkan ibu dan papa pada bulan januari . semoga Allah beri saya kekuatan untuk mewujudkan itu semua. Saya percaya, itu hal mustahil melihat kondisi keuangan saya hari ini. 

Tapi bukankah yang maha memberi jalan, yang maha memberi rezeki itu adalah Tuhan saya? Allah SWT? Kenapa harus saya takut untuk bermimpi?

Saya selalu percaya dengan ketidakmampuan yang membawa saya ke jalan yang tidak pernah terpikirkan oleh saya. Saya berhasil melewati beberapa rintangan kehidupan. Itu tandanya saya tidak sendiri. Tuhan selalu berada di sisi saya.

Saya yakin, hati orangtua mana yang tidak sedih ketika dalam hal seperti ini, saya tidak dapat berkumpul dengan mereka. Atau kata orang-orang mengenai saya. Ataubahkan kata teman-teman yang bilang, saya lebih mentingin pekerjaan daripada keluarga. Mungkin mereka tidak pernah berada di posisi saya saja. Banyak pertimbangan yang harus saya pikirkan untuk hal yang seperti itu.

Terlepas dari itu semua, saya meyakini, apapun keputusan yang saya ambil sekarang adalah impian yang ingin saya tuju. Terserah orang berkata saya pemimpi, atau seperti apa. Yang saya perjuangkan adalah kebahagiaan orang-orang yang menyenangkan saya.

0 komentar: