Tan Malaka, Pejuang Kesepian

09.17 B.E Lesmana 0 Comments

Tan Malaka barangkali tokoh ini jarang dikenal oleh generasi saat ini. Tidak heran, selama 30 tahun rezim Orde Baru pemikirannya tidak dikenalkan oleh pemerintah resmi. Dia dianggap tokoh berbahaya yang bisa menggoncang stabilitas negara. Ketajaman tulisannya dalam menganalisis kapitalisme diharamkan karena dia dianggap tokoh kiri. Padahal Tan Malaka sendiri ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Soekarno pada era Orde Lama dan belum pernah dicabut gelarnya. Namun siapakah sebenarnya Tan Malaka? Mengapa tokoh ini masih relevan untuk dibicarakan? Apa perannya dalam kemerdekaan republik?

Tokoh bernama asli Sutan Datuk Ibrahim Tan Malaka ini lahir di Pandan Gadang  Sumatra Barat pada 2 Juni 1887. Setelah menempuh masa kecilnya di Sumatera Barat Tan Malaka meneruskan melanjutkan sekolah di Rijks Kweekschool Belanda pada tahun 1913. Di sana Tan berkenalan dengan berbagai macam pemikiran. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah ideologi Marxisme-Leninisme. Bukan suatu kebetulan ideologi pemikiran Marx sedang menemukan momentumnya di Eropa terutama pasca terjadinya revolusi Rusia yang dipelopori oleh Lenin. Keberhasilan inilah yang membuat Tan berbeda jalan dengan pendiri republik yang lain seperti Hatta yang memilih jalan sosial demokratik lewat sistem ekonomi koperasi. Namun Tan Sendiri bukanlah seorang Marxis dogmatis yang anti kritik. Dia sendiri menjawab bahwa meniru pemikiran barat tanpa menimbang kondisi yang berlainan di Indonesia berarti membebek, membeo dan meniru-niru saja.

Tan malaka seperti menemukan jalan keluar dari teori marxisme-leninisme bagi kondisi bangsanya saat itu yang dijajah oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Jauh sebelum Hatta mengeluarkan Pledoinya yang berjudul Indonesia Merdeka pada tahun 1928 , Tan Malaka telah lebih dulu mengeluarkan buku berjudul Naar De Republik Indonesia tahun 1924. Inilah pertama kali istilah Republik Indonesia ditulis oleh anak bangsa. Buku ini ditulis Tan dalam pengasingannya di Belanda. Buku ini pula merupakan inspirator bagi aktivis pergerakan di dalam negeri tentang konsep negara yang berdaulat pasca kemerdekaan. Tan menguraikan pentingnya kemerdekaan yang direbut oleh tangan sendiri daripada menunggu diberikan oleh pemerintah kolonial.

Tan Malaka memulai petualangannya sebagai pejuang yang kesepian dengan melanglang buana (dengan hampir 11 negara yang menjadi tempat singgahnya). Salah satu tindakannya yang terkenal adalah ketika dia menyampaikan pidato mewakili PKI di Rusia pada tahun 1920 yang menyatakan bahwa di negara-negara kolonial komunisme bisa bersatu dengan gerakan islam untuk mencapai kemerdekaan. Pidato di depan ratusan perwakilan komunis seluruh dunia mendapat sambutan yang luar biasa saat itu. Tan ingin meyakinkan kaum komunis bahwa Islam bisa menjadi agama untuk pembebasan rakyat sebagaimana yang ia lihat dari perkembangan organisasi Sarikat Islam (SI) di Hindia Belanda.  Tan bergabung dengan SI Semarang yang kemudian berubah menjadi PKI akibat pertentangan internal antara kubu komunis dan Islam. Tan sendiri tidak berhenti meneriakkan persatuan antara kedua kubu tersebut meskipun terbukti gagal di kemudian hari.

Tak berhenti sampai disitu, Tan Malaka juga menulis tentang bagaimana cara mencapai kemerdekaan lewat buku Massa Act (Aksi Massa). Pandangan dia tentang revolusi yang gagal oleh PKI pada tahun 1926 disebabkan karena kaum proletar yang ada belum sepenuhnya siap merebut kemerdekaan dari tangan Belanda sehingga menghasilkan kegagalan total, belum ada kesadaran kolektif antara massa aksi, minimnya kordinasi serta tidak ada dukungan internasional terhadap pemberontakan tersebut. Akibatnya pemberontakan itu memang tragis bagi kaum pergerakan. Segala aktivitas yang berbau pemberontakan diredam oleh pemerintah kolonial Belanda. Aktivis yang terdiri dari kaum buruh dan intelektual itu banyak yang diasingkan ke daerah-daerah lain di luar pulau Jawa. Namun usaha pemberontakan itu juga menghasilkan kemajuan. Seperti lahirnya organisasi-organisasi baru yang sadar akan pentingnya kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan.

Dari luar negeri Tan terus aktif menulis, setahun pasca Aksi Massa, Tan menulis buku Manifesto Bangkok yang berisi idenya mengenai persatuan daerah-daerah jajahan imperial di Asia serta Australia melawan imperialisme. Jika kita membaca buku-buku Tan maka akan terlihat benang pikirnya dimana yang menjadi puncak pemikirannya tertuang dalam buku Madilog yang terbit tahun 1943. Buku ini membedah kesesatan berpikir yang banyak terjadi di penduduk Hindia Belanda saat itu (yang sayangnya masih terjadi hingga sekarang). Madilog adalah materialisme dialektika historis nya Karl Marx yang ditafsirkan oleh Tan Malaka dengan kondisi nasional. Di bab-bab awal bukunya Tan mengkritik masyarakat yang cenderung tidak rasional, mistis serta berbau takhayul dalam menyikapi suatu permasalahan. Logika mistis, begitu Tan menyebut harus diganti dengan pola pikir yang rasional. Logika yang materialis serta dialektis. Bagi Tan masalah pikiran ini jadi penting untuk syarat tercapainya kemerdekaan. Tan sendiri bukan saja seorang intelektual yang tidak mempraktekkan apa yang diucapkan. Baginya adalah penting kesatuan antara teori dan praktek. Sebelum berangkat ke pembuangan Tan Malaka mendirikan sekolah-sekolah rakyat dengan menguraikan dasar dan tujuannya yaitu: dikuasainya ilmu alam serta bahasa, pendidikan berorganisasi serta pendidikan yang berpihak pada kepentingan masyarakat.

Mengenai perannya dalam kemerdekaan Tan sepulangnya dari petualangan di berbagai negara dapat dilihat dari tulisan-tulisannya mengenai kemerdekaan. Penolakan Tan terhadap pendekatan diplomasi pasca kemerdekaan membuat Tan terpisah jalan dengan pemerintah republik yang sah. Bersama Jenderal Soedirman dia membentuk persatuan perjuangan yang membuat program minimum demi kemerdekaan yang 100 % . Tujuh program itu mencakup kedaulatan ekonomi, politik yang tidak bisa ditawar dalam perundingan. Juga dalam Manifesto Jakarta Tan mengungkapkan sebagai berikut
1.      Persatuan yang teguh tegap diantara semua golongan rakyat. 
2.      Kemerdekaan yang penuh dan kini juga. 
3.      Jangan dibolehkan modal asing mengganggu kemajuan perusahaan Indonesia
4.      Ekonomi harus dikendalikan ( diatur ) dan negara harus menjalankan ekonomi terencana.

Adalah menjadi penting untuk membuka kembali pemikiran-pemikiran Tan Malaka mengenai republik di tengah-tengah kondisi yang sedang sakit ini. Meski sudah hampir 1 abad tulisan-tulisan Tan Malaka nampak masih relevan dengan situasi sekarang dimana imperialisme yang ditulis oleh Tan Malaka telah berubah wujudnya. Tidak lagi berupa penjajahan fisik namun lebih dahsyat dari itu yaitu penjajahan melalui peraturan dan kebudayaan.  Akan sangat banyak yang bisa didiskusikan dan kemudian dipraktekkan dengan membaca ulang karya Tan Malaka tentunya tanpa mengurangi pembacaan ulang dari tokoh lainnya. Salam

0 komentar:

Mengenal Sejarah Komunisme di Indonesia

09.14 B.E Lesmana 0 Comments

PKI ADALAH ANAK ZAMAN

Penanaman kapital di Indonesia pada sejak akhir abad ke-XIX meningkat dengan cepat, yang membawa perubahan besar dalam kehidupan ekonomi dan sosial di Indonesia.
Untuk mengerjakan bahan-bahan mentah, imperialisme Belanda mendirikan pabrik-pabrik, membikin pelabuhan-pelabuhan dan jalan-jalan kereta-api. Tetapi, semuanya itu sekali-kali bukanlah untuk memajukan Indonesia, melainkan untuk mengintensifkan penghisapan kolonial terhadap Rakyat Indonesia.
Dengan demikian pengaruh kapitalisme menjadi merasuk ke dalam masyarakat Indonesia, yang mendorong lahirnya klas-klas baru dalam masyarakat Indonesia, yaitu : Klas proletar, intelektual dan borjuasi Indonesia.
Lahirnya klas proletar mendorong berdirinya organisasi serikat buruh. Di banyak tempat di Indonesia mulai berdiri serikat buruh – serikat buruh, seperti serikat buruh pelabuhan, serikat buruh kereta-api, serikat buruh percetakan dan serikat buruh – serikat buruh di pabrik-pabrik lainnya.
Pada tahun 1905 berdirilah serikat buruh kereta-api yang bernama SS-Bond (Staats-Spoor Bond). Dalam tahun 1908 berdirilah Perkumpulan Pegawai Spoor dan Trem (Vereniging van Spoor en Tram Personeel – VSTP), suatu serikat buruh kereta-api yang militan ketika itu.
Serikat buruh – serikat buruh ini merupakan sekolah-sekolah politik bagi massa kaum buruh. Tetapi, perjuangan serikat buruh adalah perjuangan yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan langsung daripada para anggotanya, untuk perbaikan upah dan syarat-syarat kerja, suatu perjuangan yang terbatas pada soal-soal sosial ekonomi. Kesadaran yang diperoleh lewat aksi-aksi dan pemogokan-pemogokan belumlah mencapai tingkat kesadaran-klas yang sempurna, tetapi baru pada tingkat kesadaran pertentangan antara mereka sebagai buruh-upahan terhadap majikannya itu sendiri yang memeras tenaganya, tingkat kesadaran yang elementer, kesadaran yang masih terbatas untuk memperjuangkan nasibnya sendiri, nasib golongannya.
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan gerakan buruh, kesadaran politik dan orgarisasi klas buruh pun meningkat pula. Klas buruh menghendaki suatu organisasi yang tidak hanya membatasi diri pada perjuangan serikat buruh, sebab hanya dengan organisasi serikat buruh, sistim kapitalisme, yang merupakan sumber kemiskinan dan kesengsaraan bagi seluruh massa pekerja, tidaklah dapat ditumbangkan. Untuk menumbangkan sistim kapitalisme, klas buruh harus menjalankan perjuangan politik yang revolusioner, klas buruh harus mempunyai partai politik.
Tingkat kesadaran klas buruh inilah yang mendorong berdirinya suatu partai politik, yang merupakan alat untuk memperjuangkan cita-cita dan politik daripada klas buruh. Partai politik klas buruh ini tidaklah hanya untuk memimpin perjuangan klas buruh guna perbaikan upah dan syarat-syarat kerja kaum buruh, akan tetapi sampai dengan untuk merombak susunan masyarakat yang memaksa seseorang yang tidak bermilik harus menjual tenaganya kepada kaum kapitalis.
Pada bulan Mei tahun 1914 di Semarang telah berdiri Perkumpulan Sosial-Demokratis Indonesia (Indiskhe Sociaal Democratiskhe Vereniging — ISDV), suatu organisasi politik yang menghimpun intelektual-intelektual revolusioner bangsa Indonesia dan Belanda. Tujuannya ialah untuk menyebarkan Marxisme di kalangan kaum buruh dan Rakyat Indonesia. Perkumpulan Sosial-Demokratis Indonesia inilah yang pada tanggal 23 Mei tahun 1920 berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Lahirnya PKI merupakan peristiwa yang sangat penting bagi perjuangan kemerdekaan Rakyat Indonesia. Pemberontakan kaum tani yang tidak teratur dan bersifat perjuangan sedaerah atau sesuku dalam melawan imperialisme Belanda, yang terus menerus mengalami kegagalan, sejak PKI berdiri, menjadi diganti dengan perjuangan proletariat yang terorganisasi dan yang memimpin perjuangan kaum tani dan gerakan revolusioner lainnya.
Pecahnya Revolusi Oktober di Rusia tahun 1917 sangat berpengaruh pada proletariat Indonesia. Lahirnya PKI dan perkembangannya tidaklah dapat dipisahkan dari pengaruh kemenangan Revolusi Oktober itu.
Kemenangan Revolusi Oktober Besar di Rusia itu telah membangkitkan kesadaran Rakyat-Rakyat jajahan. Revolusi Oktober, memberi keyakinan kepada Rakyat Indonesia, bahwa imperialisme Belanda pasti dapat digulingkan, dan Rakyat Indonesia akan dapat mendirikan negara Indonesia yang bebas dan merdeka.
Jadi Partai Komunis Indonesia lahir dalam zaman imperialisme, sesudah di Indonesia ada klas buruh, sesudah di Indonesia berdiri serikatburuh-serikatburuh dan Perkumpulan Sosial Demokratis Indonesia, yaitu organisasi politik yang pertama daripada kaum Marxis Indonesia, sesudah Revolusi Oktober tahun 1917.
Lahirnya PKI bukanlah suatu hal yang kebetulan, melainkan suatu hal yang sesuai dengan perkembangan sejarah, suatu hal yang wajar. PKI adalah anak zaman yang lahir pada waktunya.
Hendricus Josephus Fransiscus
Kemunculan paham Komunisme diawali dengan datangnya kaum komunis dari Belanda bernama lengkap Hendricus Josephus Fransiscus atau dikenal dengan Sneevliet. Proses berpolitiknya dimulai ketika tahun 1901 pada usia 20-an, dia mulai berkenalan dengan gelanggang politik. Ia bergabung dalam Sociaal Democratische Arbeid Partij (Partai Buruh Sosial Demokrat) di Belanda. Sneevliet memimpin pemogokan-pemogokan buruh di Belanda lewat federasi serikat buruh yang dibuat oleh Pemerintah Belanda mulai melakukan penekanan terhadap Sneevliet. Pada tahun 1912 ia mengundurkan diri setelah terjadi konflik antara serikat buruh yang dipimpinnya dengan federasi serikat buruh.
Tahun 1913 pertama kali ia menginjakkan kaki ke Indonesia, tepat setelah dunia pergerakan di Hindia Belanda (baca : Indonesia) sedang bersemi. Pada tahun 1914, ia mendirikan sebuah organisasi politik yang diberi nama Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV) pada tahun 1914, dalam waktu setahun perkembangan organisasi mengalami perkembangan pesat menjadi ratusan anggotanya.
Usaha Sneevliet yang meletakkan pondasi bagi perkembangan PKI adalah : membentuk nekleus kaum sosialis (dimulai dari para pekerja asing berkebangsaan Belanda), membangun gerakan serikat buruh, dan melakukan intervensi ke dalam gerakan nasionalis. Dengan mengangkat isu perlawanan terhadap imperealis-kolonial isme sehingga komunisme keberadaannya dapat diterima oleh para pemuda di Indonesia, seperti Semaun, Alimin, Darsono, Tan Malaka bahkan Soekarno dengan Nasakomnya.
IDEOLOGI PARTAI KOMUNIS
Apakah ideologi itu?
Ideologi adalah cita-cita dan pandangan-pandangan yang menyatakan kepentingan-kepentingan suatu klas.
Di dalam masyarakat modern, masyarakat kapitalis, pada pokoknya terdapat dua klas. Klas kapitalis, yaitu mereka yang memiliki alat-alat produksi, yang tidak bekerja dan hidup dari menghisap kerja kaum buruh. Klas buruh, yaitu mereka yang tidak memiliki alat-alat produksi, bekerja keras pada kapitalis, tetapi tidak mendapat hasil yang cukup untuk hidup yang layak.
Bagaimana ideologi klas kapitalis?
Klas kapitalis hidup dari menghisap kerja kaum buruh. Adanya klas kapitalis karena adanya klas buruh yang dihisap. Untuk mendapat laba yang lebih banyak, kapitalis yang satu harus bersaing melawan kapitalis-kapitalis lainnya. Dalam persaingan ini banyak kapitalis-kapitalis kecil jatuh bangkrut.
Dengan menghisap kerja kaum buruh, dan dengan bersaing, di dalam klasnya sendiri, itulah yang merupakan syarat-syarat pokok bagi perkembangan kapitalisme. Oleh karena itu kebahagiaan kapitalis didasarkan atas penderitaan dari berjuta-juta massa Rakyat pekerja.
Jadi kepentingan kapitalis ialah menghisap klas buruh, dan membangkrutkan kapitalis-kapitalis lainnya. Semuanya ini ditujukan untuk mempertahankan sistim penghisapan. Oleh karena itu, semua cita-cita dan pandangan-pandangan yang ditujukan untuk mewujudkan kepentingan mengeduk laba sebanyak-banyaknya, kepentingan untuk mempertahankan sistim penghisapan, adalah merupakan ideologi daripada klas kapitalis.
Bagaimana ideologi klas buruh?
Klas buruh tidak memiliki alat-alat produksi. Klas buruh bekerja di dalam pabrik-pabrik, bekerjasama dan mengadakan pembagian pekerjaan dengan mempunyai tanggungjawab perseorangan menurut pembagian pekerjaan masing-masing, dan menjalankan produksi secara kolektif. Dalam produksi yang maju di pabrik-pabrik, terpeliharalah kebiasaan kaum buruh untuk bersatu, untuk saling membantu, berorganisasi dan berdisiplin.
Untuk perkembangan diri klas buruh sendiri, klas buruh harus bersatu dengan massa Rakyat pekerja lainnya. Hanya dengan persatuan di kalangan klas buruh dan massa Rakyat pekerja lainnya itulah, klas buruh dapat membebaskan dirinya dan selanjutnya membebaskan seluruh massa Rakyat pekerja dari penghisapan kapitalisme.
Klas buruh menaruh perhatian pada perjuangan-perjuangan untuk pembebasan Rakyat pekerja sedunia, pada kemenangan-kemenangan dan kekalahan-kekalahannya. Mereka mengerti, bahwa setiap kemenangan atau kekalahan Rakyat pekerja dimana saja adalah berarti kemenangan atau kekalahan mereka sendiri.
Jadi kepentingan klas buruh ialah pembebasan semua Rakyat pekerja dari kapitalisme. Semua cita-cita dan pandangan-pandangan yang diwujudkan dalam perbuatan untuk mencapai kepentingan klas buruh merupakan ideologi klas buruh.
Partai Komunis adalah Partainya klas buruh. Karena itu ideologi Partai Komunis adalah ideologi klas buruh. Setiap anggota Partai Komunis harus memiliki ideologi klas buruh ini.
Sepeda Butut oleh Amat
sepeda bututku
tiap hari membantu
mengabdi tjita mulia
kebebasan rakjat pekerdja

semua derita kuterima
dengan senjum gembira
hidup sekali mengabdi
bukan menanti mati
pandji merah mendjiwai
kujakin sepenuh hati
rakjat pekerdja bebas pasti
pki pemimpin sedjati
sepeda bututku turut berbakti

Sumber dan bacaan lebih lanjut di http://www.marxists.org/indonesia

0 komentar: