cerita lusuh ku
Ku hela nafas panjang ketika sahabatku vivi kembali menanyakan masalah lalu yang sempat ku jeda beberapa masa, tentang masalah kisah cinta nya dengan zul yang tak di restui oleh papa nya vivi. Karena alasannya vivi dan zul masih ada hubungan darah kekerabatan. Dan anehnya mereka masih tetap bertahan sampai sekarang . Sudah 6 tahun mereka menjalani hubunga tanpa doa restu orang tua mereka. Dan hari in dia kembali datang kepada ku dan bercerita tentang papanya yang sering marah-marah kepadanya. Oke, kejadian itu sudah sering ku dengar dan Aku pun sudah merasa bosan ketika mendengar rintihan masalah itu lagi. Seolah telinga ini sudah mulai terasa pekak mendengar masalah yang tak kunjung usai itu. Masalah klasik tentang perjalanan cinta yang terkesan seperti kisah fatamorgana .kisah fatamorgana yang telah jadi realita. Entah mengapa aku bisa menyebut kisah mereka seperti sebuah fatamorgana. Kisah yang tak mungkin jadi realita, tapi itu telah terjadi dan bagaimana cara ku menafsirkan kata-kataku agar bisa ku mengerti. Entahlah aku juga bingung menafsirkan nya. Tapi sekarang timbul masalah baru yaitu tentang, kakak sulung nya yang tak mulai respon lagi kepada hubungan mereka. Padahal dulu kakak sulung nya itu lah yang memberikan semangat kepadanya untuk bertahan dengan zul, tetapi sekarang kakak yang selama ini orang tempat berbagi cerita tentang kisah cinta nya dengan zul, perlahan mulai berbelot memojokannya. Seakan tak ada lagi orang yang setuju dengan hubungan mereka lagi.
“Kepada siapa lagi aku harus mengadu, kalau bukan kepada mu lagi, Cuma kamu orang terakhir yang bisa ku temui” kata vivi kepada ku agak sedikit memelas
Hatiku pun terasa sedih bercampur dengan masalah pelik yang di hadapi vivi. Aku pun tak tega melihatnya menghadapi masalah itu sendirian. Ku coba untuk menggerakan otak ini agar bisa mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalahnya. Tapi otak ini merasa berbalik-balik tak menentu. Seolah pikiran ku terhenti di suatu titik.yang terlintas hanyalah sebuah kata-kata putus saja..
Huffftt…..
Kembali ku menarik kata –kata yang terlontar dari lubuk hatiku itu. Tak tega rasa nya mengatakan hal seperti itu. Karena ku tak mau lagi membuat vivi terasa terpojokan. Dan itu semua karena salah ku juga, yah semua oleh ku. Dan ini tak akan terjadi apabila aku tak memberikan surat kaleng yang ku buat tangan sendiri kepada vivi. tapi untuk apa aku sesali lagi, Itu sudah lama berlalu.dan kejadian itu telah terjadi 6 tahun silam. Terlalu lama rasa nya untuk menyadari kesalahan yang ku buat itu. Kenapa tidak dari beberapa bulan awal mereka pacaran.kenapa???
Dan itu pun baru terpikirkan ketika vivi datang dan bertanya bagaimana cara mereka untuk bisa tetap bertahan di gelombang dasyat ini.
Sontak lamunan ku berhenti, ketika sebuah tepukan yang kurasa agak sedikit keras mendarat indah di pundak ku.
“rik???kenapa bengong” tanya vivi kepada ku.
“ngga, ini kaki ku gatal” elakku sambil kugaruk kaki ku yang sebenarnya tak terasa gatal sedikitpun
“ooohh…” jawab vivi singkat
Setelah itu vivi kembali diam menatapi tetesan air hujan yang masih menempel di kaca-kaca jendela kamar ku. Lama ku pandangi vivi, Aku tak mau jujur dengan apa yang kurasakan saat ini kepada vivi. Karena ku takut dia merasa terpojokan lagi dengan masalah yang sedang di hadapi nya. miris hati ini melihat keadaannya yang begitu memperhatikan. Begitu banyak cobaan yang di hadapinya.
**
Kembali kuteringat kisah 6 tahun lalu. Ketika itu aku dan vivi masih kelas 1 smp. Berawal dari ulah usil ku terhadap kakak senior ku yang bernama zul. Ketika itu aku secara diam-diam membuat sebuah surat kaleng yang berisi bahwa vivi menyukai kakak senior itu, dan anehnya zul percaya.
“surat dari siapa ini?” tanya zul kepada ku
“baca aja, itu dari teman aku” jawab ku sambil menahan ketawa
“baca aja, itu dari teman aku” jawab ku sambil menahan ketawa
“ooohh,,ya lah” kata zul singkat
“o ya bang, aku masuk dulu” ujar ku kepada zul
“oke,makasih yah” bilang zul kepada ku
“oke,makasih yah” bilang zul kepada ku
Aku pun beranjak meninggalkannya zul yang masih sibuk membaca surat itu. Di perjalanan menuju kelas, aku tertawa terbahak-bahak. Tergelitik hati ini melihat seorang kakak senior berhasil ku kelabui. Tidak sampai di situ saja, aku pun berniat untuk membohongi si vivi. Pertama ku cari dia kedalam kelas, tapi tak nampak batang hidungnya. Kembali ku acak-acak semua pelosok sekolah, akhirnya ku temui vivi di sudut taman sekolah , sedang bersenda gurau dengan nia. Nia itu merupakan sahabat vivi dari SD dulu. Kuhampiri vivi dengan perasaan ragu-ragu. Karena ku takut vivi tidak percaya dengan rencana ku.
“disini dia ternyata” ujar ku mengagetkan vivi dengan nia
“ada apa rick? Bikin kaget orang saja” kata vivi
“aku ada bawa kabar kembira nih?” ujar ku
“kabar gembira apa?” tanya vivi penasaran
“mau disampaikan sekarang atau besok” celah ku
“yah sekarang lah, ada apa sih?” tanya vivi tambah penasaran
“yah sekarang lah, ada apa sih?” tanya vivi tambah penasaran
“hmmm….,,bilang ngga yah”sela ku bercanda
“ishhh,,cepat lah” kata vivi sambil menarik baju ku
“oke-oke, tapi ada syaratnya” kata ku
“hmmm…,ini pasti ujung-ujung nya duit” sambung vivi
“iya nih si erick,pasti UUD dia,ujung-unjungnya duit” uar nia ikut bicara
“iya, nanti aku kasih, tapi bilang dulu” kata vivi
“ gini, tadi aku main-main kekelas 2, aku pun bertemu ama seorang kakak senior, namanya zul. Katanya dia suka ama kau vi”kata ku menjelaskan
“masa iya??? Kamu bercanda nih” kata vivi tak percaya
“ gini, tadi aku main-main kekelas 2, aku pun bertemu ama seorang kakak senior, namanya zul. Katanya dia suka ama kau vi”kata ku menjelaskan
“masa iya??? Kamu bercanda nih” kata vivi tak percaya
“seriusss”jawab ku
“ganteng ngga??” tanya nia
“yah, ganteng lah” kata ku sambil tertawa
“alah, udah lah kau tu bohong, ngga percaya aku ama kau rick?”
iya nih, si erick tukang boong” celetuk nia
“yah udah, kalau ngga percaya tapi janagn nyesal yah?” ancam ku pura-pura
iya nih, si erick tukang boong” celetuk nia
“yah udah, kalau ngga percaya tapi janagn nyesal yah?” ancam ku pura-pura
Sesaat kemudian kami bergegas masuk kekelas karena bel tanda istrahat sudah berakhir. Aku memutuskan untuk jalan duluan karena masih ada pekerjaan ku selanjutnya, yaitu memanggil guru ke kantor. Karena di smp itu ketua kelas wajib memanggil guru ke kantor karena mungkin saja guru tersebut menyuruh untuk membawa buku teks pelajaran kekelas.
**
Pagi itu langit kelihatan mendung, awan gelap meyapu langit. Ku percepat langkah ku kesekolah. Karena ku takut ketika di perjalanan hujan. Betul juga dugaan ku, beberapa saat ku berjalan, hujan turun dengan deras. Dari pada seragam ku basah kuyup, ku putuskan untuk berteduh di sebuah kedai tua yang tak di huni lagi oleh pemiliknya. Begitu dingin suasanaa pagi itu, merasuk kedalam tulang sum-sum ku terasa. Lama ku menunggu hujan berhenti.
“aduh, bisa terlambat nih, mana hujan ngga brehenti-henti lagi” keluh ku sendiri
tak lama kemudian datang seorang bermotor memakai helm hitam, dan ketika dia membuka helm tersebut ternyata orang tersebut adalah bang zul.
“eh,disini juga kau rick???”tanya zul kepada ku
“aduh, bisa terlambat nih, mana hujan ngga brehenti-henti lagi” keluh ku sendiri
tak lama kemudian datang seorang bermotor memakai helm hitam, dan ketika dia membuka helm tersebut ternyata orang tersebut adalah bang zul.
“eh,disini juga kau rick???”tanya zul kepada ku
“iya bang, mana hujan ngga berhenti-henti pula” kata ku
“iya nih, abang saja dari rumah malahan kehujanan”kata bang zul
hujan perlahan mulai mereda walaupun masih terlihat rintikan gerimis kecil. Sejenak kami terdiam terpaku melihat gemercik hujan. Lantai depan kedai sudah mulai tergenang oleh air hujan karena atap tua yang sudah mulai bocor termakan arusnya zaman.
“iya nih, abang saja dari rumah malahan kehujanan”kata bang zul
hujan perlahan mulai mereda walaupun masih terlihat rintikan gerimis kecil. Sejenak kami terdiam terpaku melihat gemercik hujan. Lantai depan kedai sudah mulai tergenang oleh air hujan karena atap tua yang sudah mulai bocor termakan arusnya zaman.
“rick???” kata zul memecah kesunyian
apa bang??” jawab ku
apa bang??” jawab ku
“apa betul yang kau katakan kemaren??”
“hmmm.. agg…aaappaa”ucap ku terbata
“hmmm.. agg…aaappaa”ucap ku terbata
“ku malah pucat gitu??santai aja” kata zul kepada ku
“ngga bang,,Cuma dingin aja” elak ku
“apakah serius si vivi tu suka sama abang??”tanya zul kepada ku
“hahaha,serius bang” jawab ku serasa tak bersalah
“hahaha,serius bang” jawab ku serasa tak bersalah
“oya, hujan mau reda nih,ayuk kita berangkat lagi” kata zul mengajak ku
“ayuk lah bang, daripada terlambat nanti” kata ku meng iyakan
Kemudian zul menghidupkan motor supra tahun 2002 nya. Suasana akrab begitu terjalin saat itu. Timbul rasa sesal karena aku telah membohongi orang yang begitu baik ini kepada ku
Akhirnya kami sampai di pelataran parkir sekolah ku. Beruntung kami tidak terlambat, karena semua siswa masih berada diluar kelas. Sesaat sebelum turun dari motor dan masuk kekelas, zul memberikan sebuah amplop surat kepada ku.
“rick, tolong kasih surat ini kepada vivi yah”kata zul kepada ku
“oohh,,iya…iya bang” jawab ku sambil mengambil amplop itu
“oke, abang masuk dulu” kata zul kepada ku
“yah bang,,aku juga mau masuk” kata ku
Sesaat kemudian zul bergegas untuk pergi kekelas nya. Lama ku pandangi zul, dan perlahan zul menghilang di sebalik ruangan kelas 2 itu. Lama kun pandangi amplop berwarna biru muda itu. Terlintas di benak ku, apa sebenarnya isi dari amplop ini. Pikiran ku menerawang mencoba menerka-nerka. Tapi tak bisa ku bayangkan. Dan akhirnya kuputuskan untuk beranjak dari parkiran utnuk bergegas menuju kelas.
sesampainya di kelas, terlihat hanya beberapa orang saja yang baru datang. Dan dari beberapa dari orang tersebut adalah vivi yang mengenakan switer berwarna pink muda dengan garis-garis warna putih. Ku putuskan untuk menghampirinya untuk membagikan amplop yang ku terima dari zul tersebut.
sesampainya di kelas, terlihat hanya beberapa orang saja yang baru datang. Dan dari beberapa dari orang tersebut adalah vivi yang mengenakan switer berwarna pink muda dengan garis-garis warna putih. Ku putuskan untuk menghampirinya untuk membagikan amplop yang ku terima dari zul tersebut.
“ vi, nih tadi ada orang yang menitipkan amplop ini untukmu” kata ku sambil menyodorkan amplop tersebut kepada vivi
“dari siapa??”tanya vivi kepada ku
“lihat aja, ntar ketemu nama yang mengirim surat tersebut” kata ku kepada vivi
Perlahan vivi membuka amplop tersebut. Dan ku lihat sehelai kertas surat berwarna pink muda. Perlahan vivi membaca isi surat tersebut.
“apa isi nya??” tanya ku kepada vivi
“apa isi nya??” tanya ku kepada vivi
“hehehe,,ada deh” jawab vivi sambil memasukan ekmbali isi surat itu kedalam amplop nya lagi
“ishh….gitu yah”kata ku agak memelas
“hahaha,,serah aku donk”jawab vivi sambil tertawa kecil
“yah udah, kalo ngga mau” kata ku sambil beranjak dari meja vivi menuju meja ku
“jieeehh,,merajuk dia”gurau vivi kepada ku
“mana pula merajuk,enak aja”jawab ku ketus
“nanti aku kasih tau” kata vivi
**
Seminggu berlalu dari kejadian pagi itu. Dan ternyata isi tersebut adalah pernyataan bahwa zul mencintai vivi. Dan mereka pun resmi berpacaran dari sejak itu. Aku pun hanya bisa tertawa sekaligus heran. Kenapa ini benar-benar terjadi. Padahal dulu aku hanya berharab ini hanyalah sebuah lelucon kepada vivi. Tapi sudah lah, mungkin ini lah yang dinamakan jodoh.
Tiba-tiba lamunan ku tentang masa lalu terhenti sesaat, ketika segenggam tangan mengobrak-abrik badan ku. Dan ternyata tangan tersebut adalah tangan vivi yang membangunkanku. Ternyata tadi aku tertidur karena nyanyian gemercik hujan dan juga cuaca yang agak dingin membuat mataku bertekuk lutut. Aku pun lupa dengan masalah yang ditanyakan vivi tadi kepada ku.
“rick,aku permisi pulang. Udah mau magrib” kata vivi
“kok cepat kali??” tanya ku agar vivi tidak jadi pulang
“besok aja lagi aku kesini, kau terlihat capek. Yah sudah lanjutkan lah tidurmu. Lagian hujan juga sudah berhenti” jawab vivi
“oh ya lah,, hati-hati yah. Tapi kamu ngga akenapa-kenapa kan”
“ ngga lah,oke rick aku permisi pulang” kata vivi meninggalkan ku
“ ngga lah,oke rick aku permisi pulang” kata vivi meninggalkan ku
Kupandangi vivi dari jendela. Terlihat sebuah mobil sedan berwarna merah maron keluar dari parkiran rumahku. Kemabli ku terpikir dengan sisa mimpi ku tadi. Terbayang oleh ku betapa rapunya kondisi psikologis vivi sekarang. Dan satu hal yang kusalutkan kepada vivi. Dia masih tetap tabah meskipun jiwa nya seakan sudah mau runtuh.
**
6 tahun berlalu sejak kejadian itu. Sejak kejadian sore itu, vivi tidak ada lagi kerumah ku. Dan keluarganya pun tak tau kemana vivi pergi. Menurut informasi yang kutahu, vivi sudah 3 tahun meninggalkan rumah dan seperti yang dikatakan oleh sahabat terdekat vivi, nia . mengatakan bahwa vivi pergi bersama zul. Tapi nia tak tau kemana mereka pergi. Kulihat orang tua vivi, begitu tertekan dengan keadaan . Wajah cerah mereka dulu berganti dengan wajah tua yang sudah mulai keriput.
Wajah Keriput tanpa memancarkan lagi cahaya semangat hidup . Dan mereka menyesal mengapa mereka terlalau egois dengan vivi, sehingga vivi berpikiran nekad untuk kabur bersama zul. Entah apa yang ada di benak vivi dengan zul, sehingga mereka berbuat nekad untuk kabur bersama. Apakah ini yang dinamakan cinta sejati ???.
Entahlah aku pun tak tau. Dan mungkin inilah sebuah cerita lusuh ku, cerita lama tentang sahabat ku yang tak akan mungkin bisa ku temui lagi. Dan ku berharab semoga mereka menjadi sepasang merpati yang selalu terbang bersama meniti luas angkasa jagad raya ini. Semoga saja.
















0 komentar:
Posting Komentar